Kamis, 04 September 2014

ISTRI SHOLIHAH HARTA YANG PALING BERHARGA BAGI SEORANG LAKI-LAKI SHOLIH

Segala puji hanya milik Allah SWT, sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, serta para pengikut sunnahnya dengan baik hingga akhir zaman.
Sesungguhnya wanita sholihah merupakan tempat berteduh bagi laki-laki sholih pada saat merajalelanya beraneka ragam cobaan, dan fitnah di tengah masyarakat, bahkan cobaan, fitnah dan tekanan kehidupan negatif memberi pengaruh sangat dahsyat hingga menyeret manusia ke dalam kehinaan. Tidak ada yang bisa selamat dari cobaan dan tekanan itu kecuali orang yang menjadikan syari’at Allah sebagai pijakan hidup dan penentu hokum dari setiap urusannya.
Sejak dahulu kaum wanita merupakan sumber fitnah yang paling besar yang bisa menghancurkan bagi masyarakat dan akan terus seperti itu hingga sekarang. Rasulullah SAW memperingatkan fitnah tersebut dengan sabda:
ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء. (متفق عليه)
“Aku tidak meninggalkan sesudahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi pria daripada wanita.”
Dan tidak ada sesuatu yang paling membahagiakan hidup kaum laki-laki melainkan hidup berkeluarga bersama istri yang sholihah.
Rasulullah telah berwasiat kepada wanita sholihah secara khusus tentang kebaikan karena wanita sholihah memberi pengaruh sangat positif dan bagus, baik pendidikan anak, keluarga dan diri sang suami, berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi dari Tsauban berkata bahwa ketika turun firman Allah “dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS At Taubah: 34).
Kami sedang bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, maka sebagian sahabat telah berkata: telah turun ayat mengenai emas dan perak, bila ada harta selain itu lebih baik maka kami akan menyimpannya. Maka Rasulullah bersabda:
أفضله لسان ذاكر وقلب شاكر وزوجة صالحة تأين المؤمن على إيمانه
“Harta yang paling baik adalah lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur dan istri sholihah yang membantu seorang mukmin atas keimanannya.”
Maka istri yang sholihah akan membantu suaminya dalam menegakkan urusan dinullah, keimanan dan akhirat.

Siapakah istri sholihah?
Terbayang di benak kita istri sholihah adalah wanita yang senantiasa menjaga sholat, banyak melakukan sholat sunnah, berpuasa pada bulan Ramadhan, banyak berpuasa sunnah, menunaikan haji, banyak melaksanakan ibadah umrah, banyak berdzikir kepada Allah dan komitmen dalam menjaga hijab dan memelihara rumah.
Pemahaman seperti ini tidak salah, insya Allah bila dilihat dari sisi kepentingan pribadi wanita sendiri tetapi pemahaman itu masih kurang sempurna bila menurut sudut pandang hadits nabi di bawah ini, ketika beliau mendefinisikan wanita sholihah.
Beliau bersabda:
ما استفاد المؤمن بعد تقوى الله عز وجل خير له من زوجة صالحة إن أمرها أطاعته وإن نظر إليها سرته وإن أقسم عليها أبرته وإن غاب عنها نصحته في نفسها ومالها.
“Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertaqwa kepada Allah daripada istri yang sholihah, bila ia menyuruhnya maka ia mentaatinya, bila ia memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah maka ia mendukungnya, dan bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri dan hartanya.” (HR Ibnu Majah)
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra, dia berkata, Rasulullah bersabda:
أربع من سعادة : المرأة الصالحة والسكن الواسع والجار الصالح والمركب الهنيء وأربع من الشقاء: الجار السوء والمرأة السوء والمركب السوء والسكن الضيق. (رواه أحمد)
“Empat hal yang membawa kebahagiaan yaitu : istri sholihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang sholih, dan kendaraan yang nyaman. Dan empat hal yang mendatangkan penderitaan : tetangga yang buruk, istri yang buruk, kendaraan yang buruk, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR Ahmad).
Dan disebutkan dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban tentang wanita sholihah adalah salah satu sebab kebahagiaan dari empat sebab kebahagiaan, dan sebaliknya wanita yang tidak sholih merupakan salah satu dari empat penyebab kesengsaraan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Dan di antara kebahagiaan adalah wanita sholihah, engkau memandangnya dan engkau kagum dengannya, dan engkau pergi daripadanya tetapi engkau merasa aman dengan dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia mengungkapkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi daripadanya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu.” (HR Ibnu Hibban dalam Silsilah Shohihah, hadits no. 282).
Tampak jelas bahwa nabi telah menyebutkan empat sifat atau akhlaq sebagai bentuk pemahaman yang lurus tentang wanita sholihah, beliau tidak menyebutkan banyak sholat, puasa, haji, umrah, atau berdzikir kepada Allah, bahkan empat sifat atau akhlaq di atas berkaitan dengan kepuasan dan kerelaan suami terhadap istri dari mulai mentaati, berhias, dan menjaga diri serta memelihara harta sang suami.
Apabila seorang wanita sholat dengan baik, qiyamullail hingga kaki bengkak, berpuasa hampir tidak pernah berbuka, dan lisan tidak pernah sepi berdzikir serta berhijab dengan sempurna maka tidak bisa dianggap wanita sholihah apabila ia selalu melawan suami, bersikap kurang ramah dan tidak menjaga dirinya serta membelanjakan harta suami tanpa seizinnya.
Jadi, pandangan yang lurus berkaitan dengan wanita sholihah harus dipandang dari tujuan utama wanita diciptakan yaitu berfungsi sebagai sumber ketenangan dan ketentraman suami dari berbagai sisi sebagai bentuk realisasi dari firman Allah:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu dari istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antara kamu rasa kasih sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Rum: 21).
Bagaimana menjadi istri sholihah?
Tujuan utama wanita diciptakan adalah untuk menciptakan ketenangan dan ketenteraman bagi suami dan anak-anaknya. Agar seorang wanita bisa meraih gelar istri sholihah, maka yang harus dilakukannya adalah sebagai berikut:
  1. Berdandan yang bisa menarik perhatian suami agar sedap dipandang, taat dan patuh dengan perintah suami sebatas tidak berlawanan dengan ajaran islam.
Seorang istri yang sholihah harus berusaha semaksimal mungkin untuk selalu untuk selalu berpenampilan yang bisa menyenangkan pandangan suami, baik penampilan dzohir maupun bathin. Dia akan menghiasi dirinya dengan akhlaq yang mulia yaitu lemah lembut dalam tutur katanya, senantiasa beribadah kepada Rabbnya, jujur, istiqomah, menjauhi hal-hal yang tidak berguna, amanah, serta menjauhi sifat-sifat tercela.
Wanita sholihah dengan segera memenuhi panggilan atau perintah suami sepanjang perintah tersebut tidak berlawanan dengan Islam.
  1. Mampu menjaga keluarga dan harta benda suami baik di kala suami sedang pergi atau berada di tempat.
Istri sholihah mempunyai tanggung jawab besar dalam menjaga keutuhan rumah tangganya, tidak menyia-nyiakan amanah yang dipikulnya, berupa keluarga dan harta suaminya, dia akan selalu mendidik anak-anaknya di atas manhaj yang benar, melayani suami dengan penuh antusias, mengurus anak-anak  dengan penuh tanggung jawab, serta membelanjakan harta suami pada tempatnya, dia tidak membelanjakan tanpa seizin suaminya dan dia selalu menjaga kehormatan dirinya maupun kehormatan suami dan keluarganya.
  1. Tidak menempatkan atau memasukkan ke dalam rumah suami orang yang suka melakukan pertentangan kepada suami.
Ruh wanita sholihah akan mencari ruh lain yang serupa dalam kesholihannya. Maka ia tidak akan terkecoh untuk bersahabat dengan wanita-wanita yang hina dina, Rasulullah bersabda:
الأرواح جنود مجندة ما تعارف منها ائتلف وما تناكر منها اختلف
“Ruh-ruh manusia adalah pasukan yang besar, selagi ruh-ruh itu saling mengenal, maka mereka akan bersatu padu, dan selagi ruh-ruh itu saling mengingkari maka mereka akan berselisih.” (HR Muslim)
Istri yang sholihah tidak akan membiarkan masuk rumah suaminya dan berteman dengan para wanita murahan yang suka mengoceh dan mengejek syari’at serta hukum-hukumnya sebab ia mendengan firman Allah yang artinya:
“Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al Qur’an bahwa apabila kalian mendengar ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan maka janganlah kalian beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain, karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian) tentulah kalian serupa dengan mereka.” (QS An Nisaa’: 140).
Wanita sholihah mempunyai tanggung jawab besar terhadap rumah suaminya atau rumah walinya, sebagaimana Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, hari apakah yang paling suci? Hari apakah yang paling suci? Hari apakah yang paling suci? Mereka menjawab: haji akbar. Kemudian Nabi bersabda tengah khutbahnya pada hari itu: “Adapun hak kalian atas istri-istri kalian adalah hendaknya mereka tidak membiarkan orang yang kalian benci menginjak kasur kalian dan tidak memberi izin (masuk) kepada orang yang kamu benci.” (HR Tirmidzi no. 1163).
  1. Tidak nusyuz.
Allah berfirman dalam Surat An Nisa’ ayat 34, yang artinya: “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka, pisahkanlah dari tempat tidur mereka dan pukullah mereka, kemudia jika mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar.”
Al Wahidi rh. berkata: “maksud nusyuz dalam ayat di atas adalah durhaka kepada suami.”
‘Atho’ berkata: “nusyuz adalah perbuatan wanita yang memakai wewangian di hadapan suami namun tidak mau dikumpuli serta tidak taat kepada suaminya.”
Maksud ‘maka nasihatilah mereka’ adalah menasihati mereka dengan kitabullah dan mengingatkan mereka tentang apa saja yang menjadi perintah Allah bagi mereka.
Tentang ‘pisahkanlah dari tempat tidur mereka’, Ibnu Abbas berkata, “maksudnya adalah membalikkan punggung dari istri dan tidak mengajaknya berbicara.” Sedangkan Asy Sya’bi dan Mujahid berkata: “maksudnya adalah: tidak tidur bersama istri dan tidak mencampurinya.”
Maksud ‘dan pukullah mereka’ adalah pukulan yang tidak membahayakan. Ibnu Abbas berkata: “Pukullah yang mendidik seperti dengan telapak tangan.” Seorang suami berhak untuk memperbaiki kedurhakaan istrinya dengan cara yang diizinkan oleh Allah sebagaimana tersebut dalam ayat di atas.
Itulah sifat mulia dan karakter utama bagi istri sholihah menurut pandangan nabi Muhammad di dalam haditsnya.
Keutamaan istri sholihah yang taat kepada suami dan kerasnya siksaan bagi yang durhaka
Wanita yang benar-benar takut kepada Allah SWT mestilah berusaha keras untuk taat kepada Allah dan suaminya serta mencari keridhoan suaminya semaksimal mungkin. Suaminya itulah surga dan nerakanya. Ini berdasarkan sebuah hadits yang berbunyi:
أيما امرأة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة. (رواه الترمذي)
“Wanita mana saja yang meninggal dunia sedangkan suaminya ridho terhadapnya niscaya akan masuk surga.” (HR Tirmidzi).
Dalam hadits lain: “Jika seorang wanita telah mengerjakan sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, dan taat kepada suaminya, maka dia berhak untuk masuk ke dalam surga di pintu manapun yang dia kehendaki.”
Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Wanita yang taat kepada suaminya itu akan dimintakan ampun oleh burung-burung di angkasa, ikan-ikan di lautan, para malaikat di langit, serta matahari dan bulan, selama ia berada di dalam keridhoan suaminya. Wanita mana saja yang durhaka kepada suaminya maka ia akan mendapat laknat dari Allah, malaikat, dan manusia seluruhnya. Wanita mana saja yang bermuka masam di depan suaminya, maka ia akan mendapatkan kemurkaan Allah sampai ia membuat suaminya tertawa dan mendapatkan keridhoan suaminya. Wanita mana saja yang keluar dari rumahnya tanpa seizin suaminya, ia akan dilaknat oleh para malaikat sampai ia pulang.”
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
“Empat macam wanita ahli surga dan empat macam ahli neraka. Empat wanita penghuni surga adalah: wanita yang menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan, taat kepada Allah dan suaminya, wanita yang banyak anak, sabar dan merasa puas atau qonaah terhadap yang sedikit bersama suaminya, wanita yang pemalu, jika suaminya pergi menjaga diri dan harta suaminya dan jika suaminya ada maka dia menjaga lisannya; dan yang keempat adalah wanita yang ditinggal mati oleh suaminya yang ia memiliki anak-anak yang masih kecil lalu ia menahan diri, mengurus, mendidik, dan berbuat baik kepada anak-anaknya, serta tidak menikah lagi karena khawatir anak-anaknya akan menjadi terlantar. Sedangkan empat wanita ahli neraka adalah: wanita yang tidak bisa menjaga lisannya, tidak bisa menjaga diri kala suaminya pergi, dan jika ada ia menyakitinya dengan kata-katanya; wanita yang suka membebani suaminya dengan apa-apa yang tidak disanggupi oleh suaminya; wanita yang tidak menutup auratnya dari laki-laki lain serta suka bersolek; wanita yang kerjanya hanya makan, minum dan tidur, ia tidak mempunyai keinginan sama sekali untuk mengerjakan sholat, taat kepada Allah, taat kepada Rasul-Nya, pun tidak taat kepada suaminya. Wanita seperti ini jika keluar rumahnya tanpa seizin suaminya maka ia terkutuk dan termasuk ahli neraka kecuali jika ia bertaubat kepada Allah.”
Muadz bin Jabal berkata: Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah seorang wanita itu menyakiti hati suaminya di dunia melainkan bidadari yang menjadi suami istrinya akan berkata: ‘jangan kamu sakiti dia! Semoga Allah membinasakanmu.’ Dan ketahuilah wahai putriku, kecelakaanlah bagi wanita yang durhaka kepada suaminya.” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Itulah keutamaan istri sholihah yang Allah berikan kepadanya dan kepada ukhti muslimah baik yang sudah berstatus istri maupun yang belum berstatus istri, marilah kita berlomba untuk meraih derajat wanita sholihah sehingga kita menjadi harta yang paling berharga setelah taqwa kepada Allah bagi suami kita dan merupakan simpanan pahala kita di akhirat kelak. Semoga kita mendapatkan rahmat Allah yang berupa surga, yang di dalamnya terdapat berbagai kenikmatan yang belum pernah kita jumpai di dunia. Wallallhu a’lam bis-showab.

0 komentar:

Posting Komentar