“SAYA
diminta berpidato, tapi sebenarnya ibu-ibu dan bapak-bapak sendiri
memaklumi bahwa saya tak pandai pidato. Saya bukan tukang pidato seperti
Buya Hamka. Pekerjaan saya adalah mengurus tukang pidato dari sejak
memasakkan makanan hingga menjaga kesehatannya.”
Itulah
kalimat singkat dari Siti Raham binti Endah saat didapuk memberikan
pidato dalam kunjungan Buya Hamka ke Makassar. Tak disangka, ucapan dari
wanita bersahaja itu mendapat sambutan besar dari ribuan hadirin.
“Hidup Ummi.. Hidup Ummi!” pekik massa.
Buya
Hamka pun meneteskan air mata. Tangis haru dari ulama besar itu
mengiringi langkah kaki sang kekasih turun dari panggung. Betapa besar
pengorbanan istri tercintanya dalam masa-masa perjuangan. Siti Raham
adalah garansi dari ketawadhuan di balik nama besar Buya Hamka.